PEMBUATAN
SIKLOHEKSANON
[Penulis: Lusi Oksri Dona]
[10513058; 02; IV]
Abstrak
Sikloheksanol dapat disentesis menjadi
sikloheksanon. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi oksidasi sikloheksanol
menggunakan oksidator natrium kipoklorit. Reaksi oksidasi dilakukan dalam
suasana asam dengan penambahan asam asetat. Asam asetat akan mengaktivasi
natrium hipoklorit, sehingga dihasilkan asam hipoklorit yang bereaksi lebih lanjut dengan reaksi E2 sehingga
menghasilkan produk keton (sikloheksanon ) dan ion klorida.
Sikloheksanon
yang diperoleh dapat dioksidasi kembali dengan oksidator kuat KMnO4
sehingga menghasilkan asam adipat..
Kata
kunci: oksidasi,
oksidator, sikloheksanol, sikloheksanon, asam adipat.
Abstract
Cyclohexanol can be synthesized into
cyclohexanone. The reaction is cyclohexanol oxidation reaction using sodium hypoclorite oxidant.
Oxidation reaction carried out under
acidic conditions with the addition of acetic acid.acetic acid activates sodium
hypoclorite, to produce hyposlorous acid wich reacts further with E2
reaction to produce ketone ( cyclohexanone ) and chloride ion. Cyclohexanone
obtained can be oxidized back with strong oxidizing agents KMnO4
resulting adipat acid.
Keywords: oxidation,
oxidizing, cyclohexane, cyclohexanone, adipat acid.
1.
PENDAHULUAN
Pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol,
merupakan reaksi oksidasi alkohol sekunder alisiklik menjadi keton alisiklik
dengan oksidator kalium dikromat dalam suasana asam.
Reaksi oksidasi alkohol dengan Cr(VI) paling banyak digunakan, namun senyawa
Cr(VI) bersifat karsinogen pada sistem pernafasan. Oleh karena itu, pada
percobaan ini digunakan oksidator natrium hipoklorit. Reaksi oksidasi ini berlangsung
lebih cepat dalam suasana asam, sehingga ditambahkan asam asetat yang fungsinya dapat mengubah
natrium hipoklorit menjadi asam hipoklorit yang nantinya dapat bereaksi lebih
lanjut dengan reaksi E2, sehingga menghasilkan produk keton dan ion
klorida.
Asam adipat adalah sejenis asam
karboksilat yang merupakan bahan dasar pembuatan Nylon 6.6. Pembuatan asam
adipat biasanya dilakukan dengan mengoksidasi sikloheksanol atau sikloheksanon
dengan oksidator asam nitrit, HNO2. Namun penggunaan asam nitrit
menimbulkan emisi gas N2O yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan
ozone. Karena itu pada percobaan ini digunakan oksidator KMnO4.
2. METODE PERCOBAAN
Sintesis
Sikloheksanon dari Sikloheksanol
Sebanyak
8 ml (0,075 mol) sikloheksanol dimasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml.
Campuran 4 ml asam asetat dengan 115 ml larutan pemutih ditempatkan dalam
corong pisah 250 ml. Campuran ditambahkan ke dalam labu yang berisi larutan
sikloheksanol secara perlahan sambil di goyangkan pelan. Selama penambahan,
suhu dijaga sekitar 40-500C. Apabila suhu di atas 500C
masukan larutan ke dalam penangas es. Waktu penambahan campuran 15-20 menit.
Labu Erlenmeyer digoyangkan secara berkala selama 20 menit berikutnya agar
reaksi berlangsung sempurna. Lalu ditambahkan indikator timol biru. Secara perlahan sambil digoyangkan, ditambahkan 15 – 20 mL larutan
NaOH 6 M. Kemudian campuran reaksi dimasukan ke dalam labu bundar 250 mL, dan
ditambahkan batang pengaduk magnet. Terhadap larutan ini diakukan distilasi sederhana
dalam penangas air sampai diperoleh distilat sebanyak 40 ml. Distilat kemudian
dimasukan ke dalam corong pisah dan dijenuhkan dengan garam NaCl 10 g, lalu
diekstraksi dua kali masing-masing menggunakan 15 mL eter. Fasa organik dan air
dipisahkan. Fasa organik (sikloheksanon+eter) ditambahkan 3 g natrium sulfat
anhidrat dan didistilasi di atas penangas air pada pemanas listrik. Dikumpulkan
fraksi didih pada suhu (154-156)0C. Untuk menentukan kemurniannya
diukur indeks bias dan di hitung % rendemennya.
Oksidasi
Sikloheksanon menjadi Asam Adipat
Sebanyak 2,5 g sikloheksanon dan 7,7 g KMnO4 dimasukan
ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, ditambahkan 32 mL air, lalu goyangkan. Suhu
dipertahankan sampai 300C kemudian ditambahkan 1 mL larutan NaOH 3
M. Kenaikan suhu diamati pada termometer. Pada saat suhu mencapai 450C
(15 menit), laju proses oksidasi dipelankan dengan mendinginkan labu dalam air
es, dijaga suhu pada 45 C selama 20 menit. Tunggu sampai ada sedikit kenaikan
suhu (470C) dan suhu diturunkan kembali (25 menit). Kemudian dipanaskan
campuran reaksi sambil digoyangkan di atas pemanas untuk menyempurnakan reaksi
dan mengendapkan mangan dioksida (warna coklat). Jika permanganat masih ada, ditambahkan
natrium bisulfit. Campuran reaksi disaring dengan corong Buchner. Filtrat yang
diperoleh diuapkan di atas pemanas listrik sampai volume mencapai 8 mL dan
larutan berwarna jernih. Apabila larutan masih berwarna, ditambahkan sedikit
karbon aktif, lalu disaring kembali, dicuci dengan sedikit air. Filtratnya
diuapkan kembali sampai volume sekitar 8 mL. Larutan kemudian diasamkan dengan
menambahkan HCl pekat sampai pH 1 – 2 (digunakan kertas pH universal), lalu
ditambahkan sedikit asam berlebih sampai terbentuk kristal. Kristal yang
diperoleh disaring dengan corong Buchner dan di cuci dengan sedikit air dingin/es. Kemudian ditentukan titik leleh asam adipat (t.l. 1520C–
153 0C).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis
Sikloheksanon dari Sikloheksanol
Alkohol sekunser dapat dioksidasi menjadi keton.
Pembuatan sikloheksanon dilakukan dengan cara mengoksidasi sikloheksanol
menjadi sikloheksanon menggunakan oksidator natrium hipoklorit ( NaClO ).
Biasanya oksidasi dilakukan dengan oksidator kalium dikromat karena kalium
dikromat ( K2Cr2O7 ) merupakan oksidator kuat.
Namun, kalium dikromat berbahaya dan bersifat karsinogen pada system pernafasan
dan produk tereduksinya, yaitu Cr (III) juga berbahaya dan beracun bagi
lingkungan. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan oksidator NaOCl yang
lebih murah dan mudah diperoleh.
Reaksi
oksidasi ini dilakukan dalam suasana asam, dengan penambahan asam asetat.
Larutan asam asetat akan mengaktivasi NaOCl dan terbentuklah HClO,
HClO ini merupakan
oksidator sebenarnya yang akan bereaksi lebih lanjut dengan sikloheksanol
melalui reaksi E2. HClO yang terdiri dari ion kloronium yaitu Cl+, akan
tereduksi menjadi ion Cl- dengan menerima 2 elektron dari
sikloheksanol. Demikian, sikloheksanol teroksidasi menjadi sikloheksanon.
Saat penambahan asam asetat pada
campuran sikloheksanol dan larutan pemutih dilakukan secara perlahan dan di
jaga suhu sekitar ( 40 – 50 ) 0C. Asam asetat ini akan memberikan
suasana asam pada reaksi dan berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Apabila saat penambahan suhu larutan
melewati 500C , segera dimasukan ke dalam penangas es, karena jika
suhu diatas itu akan terjadi pemutusan ikatan antara molekulnya, sehingga
sikloheksanon tidak terbentuk. Begitu juga apabila suhu dibawah 400C,
reaksi oksidasi sikloheksanol tidak berlangsung sempurna. Setelah penambahan,
labu Erlenmeyer digoyang secara berkala selama 20 menit agar reaksi berlangsung
sempurna.
Kedalam campuran larutan ditambahkan
timol biru dan NaOH. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk menetralkan larutan
yang bersuasana asam yang ditunjukan dengan perubahan warna indikator. Larutan
ini kemudian dipindahkan ke dalam labu bundar 250 ml dan didistilasi. Kedalam labu,
dimasukan batu didih untuk mengurangi
letupan-letupan pada proses distilasi. Distilasi bertujuan untuk memurnikan
sikloheksanon yang masih mengandung zat pengotor yang berasal dari hasil reaksi
oksidasi dan penambahan indikator beserta NaOH saat penetralan larutan. Sikloheksanon
yang memiliki titik didih lebih rendah dari zat pengotor lebih dulu menguap. Proses
penguapan ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi. Sikloheksanon
akan menguap dan uap tersebut akan melewati
kondensor yang mendinginkan uap sikloheksanon sehingga terkondensasi
atau berubah dari wujud uap menjadi wujud cair, sehingga dapat ditampung di
labu distiat atau labu Erlenmeyer. Saat distilasi suhu diperhatikan agar tidak
melewati titik didih sikloheksanon, agar distilat yang diperoleh murni
sikloheksanon.
Distilat yang diperoleh dimasukan ke dalam corong
pisah dan dijenuhkan dengan NaCl. Penjenuhan ini berfungsi untuk menurunkan
kelarutan produk organik, agar sikloheksanon yang terbentuk keluar dari lapisan
air. Kemudian, distilat ini diekstraksi dua kali masing-masing dengan 15 mL
eter. Sikloheksanon memiliki kepolaran yang rendah, sehingga sikloheksanon akan
terpisah dengan lapisan air dan larut
dalam eter yang juga memiliki kepolaran rendah. Eter dan lapisan air memiliki
berat jenis yang berbeda. Akibat perbedaan berat jenis ini, terbentuk dua
lapisan pada corong pisah. Dimana lapisan bawah merupakan fasa organik
(eter+sikloheksanon) yang memiliki berat jenis lebih besar dibandingkan lapisan
air. Setelah dilakukan ekstraksi dengan corong pisah, di peroleh fasa organik.
Fasa organik selanjutnya
ditambahkan natrium sulfat anhidrat
untuk menyerap sisa air yang masih terdapat pada campuran sikloheksanon dengan
eter. Untuk memperoleh sikloheksanon murni tanpa kandungan eter dilakukan
distilasi di atas penangas air pada pemanas listrik. Fraksi distilat
yang dikumpulkan adalah fraksi didih pada suhu ( 154 – 156)0C. Kemudian diukur indeks biasnya untuk memeriksa
kemurnian sikloheksanon yang diperoleh lalu disaring vakum sehingga diperoleh
kristal sikloheksanon.
Indeks bias sikloheksanon diperoleh 1.4415 (literatur : 1.447). Galat indeks
bias sikloheksanon hasil percobaan yaitu 0.38%. Massa kristal sikloheksanon
diperoleh sebanyak 3, 7912 gram. Berdasarkan reaksi di bawah ini, massa
teoritis sikloheksanon adalah 7, 6994 gram. Persentase rendemennya yaitu 49, 24
%.
Indeks
bias sikloheksanon berbeda dengan literatur. Hal ini disebabkan karena
sikloheksanon masih mengandung eter atau zat pengotor. Persentase rendemen
tidak mencapai 100% menunjukan bahwa sikloheksanon yang diperoleh belum murni. Reaksi kemungkinan kurang berjalan sempurna
karena suhu larutan harus dijaga konstan pada rentang ( 40-50 )0C.
Suhu larutan kemungkinan masih kurang optimum sehingga proses oksidasi
sikloheksanon belum terjadi secara menyeluruh. NaOCl mungkin terdekomposisi.
Selain itu, proses pemisahan diduga masih kurang baik. Eter kemungkinan masih
terbawa dalam produk atau larutan yang didistilasi masih kurang jenuh.
Oksidasi Sikloheksanon
menjadi asam adipat
Asam adipat dapat diperoleh dari reaksi
oksidasi sikloheksanon dengan oksidator KMnO4.
Pada percobaan ini, saat menambahkan oksidator kuat KMnO4 suhu
larutan harus konstan 300C. Setelah ditambahkan larutan NaOH, suhu
larutan dijaga konstan 450C. Kemudian campuran reaksi dipanaskan sambil
digoyang untuk menyempurnakan reaksi oksidasi dan mengendapkan MnO2 (
warna coklat ) . Jika masih terdapat warna ungu pada larutan yang
menandakan larutan masih mengandung kalium permanganat, maka ditambahkan
natrium bisulfit ( NaHCO3 ). Setelah disaring vakum, diambil filtratnya untuk
diuapkan. Jika larutan masih berwarna, ditambahkan karbon aktif yang berfungsi
untuk menyerap zat warna pada larutan. Penambahan karbon aktif sebaiknya hanya
sedikit karena kemampuan adsorpsi karbon aktif cukup baik. Larutan yang sudah
tidak berwarna akan ditambahkan larutan HCl pekat sampai pH 1-2 untuk memperoleh
kristal asam adipat. Kristal disaring dengan corong Buchner dan cuci dengan air
es lalu ditentukan titik leleh dan
persentase rendemennya.
Titik leleh asam adipat hasil percobaan adalah ( 152-154 )0 C
(literatur : ( 152-153 )0C). Massa kristal asam adipat yang diproleh
0, 872 gram. Prensentase rendemennya adalah 99.65 %. Titik leleh asam adipat
yang diperoleh sama dengan literatur dan presentase rendemennya hampir 100 %,
sehingga dapat disimpulkan asam adipat yang diperoleh murni asam adipat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Pimpinan Praktikum Kimia Organik, Ibu Deana Wahyuningrum. Juga kepada
para asisten praktikum yang senantiasa membimbing para mahasiswa Program Studi
Kimia dalam melaksanakan praktikum ini. Tidak lupa kepada rekan-rekan
mahasiswa, yaitu Furika Arkani, Shinta
Ellisya Fauzia, Novira Chandisa, Indah Wulansari, Muhammad Hairuddin, Novita
Sari Sinambela, Ivan Kurniawan, yang
telah bekerja sama dalam melakukan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Reusch, William. Alcohol Reactivity - Chemirty. http://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/VirtTxtJml/alcohol2.htm
[2]Susianah. Pemisahan
senyawa organic .http://blogs.itb.ac.id/susianah/2012/11/04/kafein-dalam-teh-laporan-praktikum-kimia-organik/,
2012.
mantapp nii haha
BalasHapusLuar biasa
BalasHapus